Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melaksanakan langkah korporasi yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham.
Salah satu perusahaan yang melakukan inisiatif strategis ini adalah PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), anak perusahaan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) di sektor migas, yang secara resmi masuk ke MSCI Small Cap Indexes pada 27 Agustus 2025, hanya beberapa bulan setelah IPO awal 2025. CEO RATU, Sumantri, mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan pengakuan pasar global terhadap kekuatan bisnis, tata kelola yang baik, dan likuiditas saham yang menjanjikan.
PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melaporkan laba bersih sebesar US$ 8,12 juta (Rp133 miliar) pada paruh pertama 2025, turun 57,78% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pendapatan usaha mencapai US$ 69,95 juta (Rp 1,13 triliun), turun 10,17%.
Laba kotor mengalami penurunan 40,09% menjadi US$ 19,24 juta, terutama dari segmen angkutan minyak, FPSO, dan FSO senilai US$ 67,56 juta, sementara beban pokok naik 10,84% dan beban umum-administrasi turun 16,09%.
PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) mencatatkan EBITDA sebesar Rp 16,6 miliar pada Semester I-2025, melonjak 258% dari tahun sebelumnya, dengan laba bersih meningkat 1.483% menjadi Rp 10,1 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kualitas layanan dan efisiensi teknis pada portofolio produk digital seperti WhatsApp Business Platform, SMS Broadcast, Email Blast, Coster, BerandaToko, chatbot ngobrol.ai, dan RoboCall.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melalui anak perusahaan PT Jaringan Infra Andalan (JIA) melakukan akuisisi saham PT Investasi Jaringan Nusantara senilai Rp 599,99 juta dan PT Garuda Prima Internetindo senilai Rp 250 juta pada Juli–Agustus 2025, dengan total hampir sebesar Rp 850 juta. Langkah ini sejalan dengan target WIFI untuk menjangkau 40 juta rumah tangga dengan layanan internet terjangkau dalam lima tahun ke depan, serta memperluas ekspansi grup.
PT PP Presisi Tbk (PPRE) memperoleh kontrak baru sebesar Rp 3,2 triliun hingga akhir kuartal kedua 2025, meningkat 60% dibandingkan tahun sebelumnya dari Rp 2 triliun, dengan 89,58% berasal dari jasa pertambangan dan konstruksi. Perusahaan juga menjajaki kemitraan strategis untuk memperluas bisnis, terutama di sektor pertambangan yang dianggap prospektif.
PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) mengakuisisi 51% saham PT Green City Traffic, produsen motor listrik merek ECGO, menandai langkah masuk perusahaan ke bisnis kendaraan listrik. Selama tujuh tahun, ECGO telah membangun ekosistem yang mencakup desain dan produksi motor, riset, penyewaan baterai, stasiun penukaran baterai, serta platform digital yang menghubungkan dealer dan pengemudi online.
Dengan target penjualan kumulatif satu juta unit dalam lima tahun, ECGO menawarkan sewa harian baterai mulai dari Rp39 ribu dan margin kotor hingga 40%, menjadikan bisnis ini menarik sekaligus berpotensi memberikan pendapatan jangka panjang.
PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) melaporkan laba bersih sebesar Rp 10,27 miliar pada paruh pertama tahun 2025, meningkat dari Rp 568,47 juta tahun sebelumnya, dengan laba per saham naik menjadi Rp 1,96 dari Rp 0,09. Peningkatan ini didorong oleh pendapatan sebesar Rp 23,21 miliar, tumbuh 170,41% dibandingkan tahun sebelumnya, semua berasal dari penjualan rumah hunian oleh entitas anak.
PT Intiland Development Tbk (DILD) terus melaksanakan strategi deleveraging selama tiga tahun terakhir untuk efisiensi pembiayaan dan memperkuat keuangan. Langkah ini dilakukan melalui pelunasan, pengurangan, atau refinancing utang serta penjualan aset non-core, sehingga total utang per 30 Juni 2025 turun 14% menjadi Rp 4,38 triliun dari Rp 5,06 triliun pada akhir 2022. (N-7)
—














